KE GOOGLE

FILM

Senin, 27 Januari 2014

Mengungkap Kebohongan Ponsel Berkapasitas 16GB


LONDON - Berbagai vendor ponsel mengklaim memberi kapasitas penyimpanan sebesar 16GB pada ponselnya, namun faktanya tidaklah sebesar itu. Tes dilakukan pada beberapa merek ponsel dan ternyata ponsel-ponsel tersebut berbohong soal kapasitas penyimpanan.

Berdasarkan laporan dari majalah asal Inggris, Which?, Senin (27/1/2014), kebanyakan ponsel dengan kapasitas 16GB nyatanya kebanyakan hanya menyediakan 12GB. Tes dilakukan pada enam tipe smartphone berbagai merek dengan kapasitas 16GB, yakni iPhone 5C, Google Nexus 5, iPhone 5S, Sony Xperia Z1, BlackBerry Z30, HTC One Mini, LG G2, dan Samsung Galaxy  S4.

Hasil tes menunjukkan, iPhone 5C pabrikan Apple adalah ponsel yang paling banyak memberikan kapasitas penyimpanan sebesar 12,60GB. Setelahnya adalah Nexus 5 besutan Google yang ternyata hanya menyediakan 12,28GB dari kapasitas yang dikatakan sebesar 16GB. Di urutan ke tiga terdapat iPhone 5S yang hanya menyediakan 12,20GB dari 16GB.

Selanjutnya ditempati Xperia Z1 dengan 11,43GB, BB Z30 dengan 11,20GB, HTC One Mini dengan 10,44GB, dan LG G2 dengan kapasitas asli 10,37GB. Yang paling parah adalah perangkat Galaxy S4 pabrikan Samsung. Perangkat asal Korea Selatan itu hanya memiliki kapasitas asli 8,56GB dari kapasitas yang dikatakan 16GB. Hanya tersedia separuhnya.

FBI: Awas, Akan Terjadi Peretasan Kartu Kredit

WASHINGTON - Badan investigasi Amerika Serikat (AS), Federal Bureau of Investigation (FBI), memeringatkan akan adanya serangan peretasan atau malware yang menyasar pelanggan department store. Malware tersebut akan mencuri data transaksi belanja dan data kartu kredit pelanggan.

Hal tersebut dikatakan oleh FBI selepas investigasi yang dilakukannya terhadap tiga department store di AS yang mengalami peretasan dan pencurian data beberapa waktu lalu. Seperti diberitakan sebelumnya, sebanyak 70 juta data kartu kredit yang melakukan transaksi di tiga department store di AS dicuri oleh penjahat siber.

Terkait hal itu, FBI memberikan peringatan pada ketiga ritel yang sudah diretas dan beberapa department store lainnya akan adanya peretasan lagi. Pasalnya dalam penyidikan, FBI menemukan malware yang memang didesain khusus untuk mencuri data dari komputer kasir department store.

Malware tersebut, yang diketahui disebut Alina, mendekam di sistem register sistem penjualan department store yang bisa menyusup pada mesin kartu kredit dan mengutak-atik transaksi jual beli. Berdasarkan keterangan yang dilansir Ubergizmo, Senin (27/1/2014), FBI mengatakan malware bernama Alina dapat dibeli di forum-forum hacker dengan harga USD6000.