KE GOOGLE

FILM

Rabu, 08 April 2015

Penataan Frekuensi 1.800 MHz

180 Juta Pelanggan Seluler Terancam Sulit Telepon & SMS



sumber by : Detik.Net

http://images.detik.com/content/2015/04/07/328/ponselmuda.jpg 
 
Seluruh pelanggan seluler di Indonesia mulai pertengahan April hingga akhir 2015 ini dipastikan akan mengalami gangguan saat melakukan komunikasi seperti telepon dan SMS.

Gangguan penurunan kualitas layanan akan terjadi saat dimulainya eksekusi penataan frekuensi 1.800 MHz oleh empat operator seperti Telkomsel, XL Axiata, Indosat, dan Hutchison 3 Indonesia.

Anggota Komite Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) Muhammad Ridwan Effendi berharap seluruh pelanggan seluler memahami kondisi ini demi tertatanya spektrum frekuensi yang nantinya akan dimanfaatkan untuk 4G LTE.

Menurutnya, jadwal detail dari penataan realokasi frekuensi ini menunggu keluarnya Surat Keputusan (SK) dari Menkominfo Rudiantara. Namun menteri sebelumnya telah mengultimatum eksekusi ini harus dilaksanakan sebelum 14 April 2015.

"Sebaiknya pelanggan mulai diedukasi akan adanya potensi penurunan kualitas layanan selama proses penataan di cluster yang disepakati empat operator itu,” ungkap Ridwan saat berbincang dengan detikINET, Selasa (7/4/2015).

Seperti diketahui, total ada 42 cluster wilayah jaringan yang akan direalokasi dalam penataan ulang spektrum ini agar masing-masing kanal operator bisa berurutan (contiguous). Metode yang ditempuh ada tiga, yakni direct, indirect, dan step-wise.

Metode direct yang dimaksud berarti migrasi frekuensi dilakukan serempak pada suatu cluster, sedangkan indirect berarti migrasi tersebut dilakukan bertahap dengan menyediakan kanal kosong untuk transisi. Sementara metode step-wise yang mengkombinasikan antara metode direct, indirect, dan antara keduanya.

Selama ini, spektrum 1.800 MHz dengan total lebar pita 75 MHz, telah menjadi rumah bagi 180 juta pengguna seluler untuk akses 2G yang dilayani oleh Telkomsel (22,5 MHz), XL Axiata (22,5 MHz), Indosat (20 MHz), dan Hutchison 3 Indonesia (10 MHz).

Menurut Ridwan, ketika penataan 1800 MHz dieksekusi, BRTI dan operator akan memberi tahu detail jadwal pelaksanaannya. Hal ini dimaksudkan agar para pengguna memahami akan aktivitas ini dan mengantisipasi gangguan yang bisa terjadi.

Gangguan akan terjadi pada layanan suara (voice call), pesan singkat (SMS), dan akses data dengan mode GPRS dan EDGE. Gangguan ini akan sebisa mungkin diminimalisir pada jam eksekusi antara pukul 00.00-03.00 WIB.

Minggu, 05 April 2015

Harddisk Komputer Disusupi Program Mata-mata

Harddisk Komputer Disusupi Program Mata-mata

sumber by Kompas


Di tengah hangatnya diskusi soal program mata-mata yang disusupkan dalam komputer pribadi, muncul kabar bahwa dinas intel AS NSA secara diam-diam telah menginfeksi harddisk bikinan pabrikan-pabrikan ternama seperi Western Digital, Seagate dan Toshiba dengan spyware selama bertahun-tahun.

Lembaga keamanan Kaspersky asal Rusia mengungkapkan bahwa spyware yang terdiri dari beberapa jenis tersebut dimasukkan ke dalam firmware harddisk sehingga kebal terhadap penghapusan sistem dan selalu aktif setiap kali komputer melakukan booting.

Informasi yang dirangkum KompasTekno dari Reuters, Senin (23/2/2015) menyebutkan bahwa penyusupan spyware dalam harddisk tersebut memungkinkan NSA menyadap informasi dari komputer dan merupakan bagian dari kegiatan spionase barat yang telah dilakukan setidaknya sejak 2001.

Menurut Kaspersky, komputer-komputer di 30 negara termasuk Iran, Rusia, Pakistan, dan Tiongkok telah disusupi oleh spyware harddisk ini, meski tidak semuanya mengalami penyadapan karena mata-mata NSA hanya memilih sasaran yang bernilai informasi tinggi.

Sumber internal NSA yang turut dikutip Reuters membenarkan temuan Kaspersky. Program spyware dalam harddisk itu disebut terkait erat dengan Stuxnet, senjata cyber yang digunakan untuk menyerang fasilitas pengayaan uranium Iran beberapa waktu lalu.

Kaspersky menyebut pembuat spyware harddisk dinamai sebagai "The Equation Group" karena sering memakai formula enkripsi yang kompleks. Grup ini diketahui menggunakan aneka cara lain untuk menyebarkan program mata-mata, seperti lewat situs jihad, flashdisk USB, dan CD.

Source code

Program mata-mata yang telah berjalan selama bertahun-tahun tersebut hingga kini masih aktif dan bisa berjalan di semua harddisk yang beredar di pasaran. Kaspersky menjelaskan bahwa para pembuatnya menemukan cara untuk menyusupkan malware ke dalam firmware harddisk.

Firmware di harddisk adalah salah lokasi penyusupan yang paling berharga bagi mata-mata cyber karena terpisah dari ruang penyimpanan utama dan dijalankan secara otomatis tiap kali komputer dinyalakan.

"Sehingga, hardware ini bisa menginfeksi komputer berulang kali," kata peneliti Kaspersky Costin Raiu.

Raiu mengatakan bahwa para pembuat spyware berhasil memperoleh source code firmware berisi perintah cara kerja harddisk. Source code ini dipakai mempelajari kelemahan firmware untuk kemudian menyisipkan program mata-mata. Tanpa source code ini, firmware harddisk tak mungkin bisa disusupi spyware.

"Mustahil bagi seseorang untuk menulis sistem operasi (harddisk) lewat informasi yang tersedia secara publik," ujar Raiu.

Tak jelas bagaimana NSA bisa memperoleh source code harddisk. Western Digital menyatakan tak pernah memberikan source code miliknya ke agensi pemerintah,  sementara pabrikan lain menolak memberikan pernyataan.

Mantan agen NSA menjelaskan bahwa agensi spionase tersebut bisa memperoleh source code dengan berbagai cara, misalnya dengan berpura-pura menjadi pengembang software yang membuat program untuk instansi AS  lain seperti Pentagon. Dalam kasus ini, pemerintah bisa mengajukan audit terhadap source code untuk memastikan keamanannya. 

"Biasanya NSA yang melakukan evaluasi (audit) tersebut, lalu mereka menyimpan source code yang bersangkutan," kata mantan analis NSA Vincent Liu.